Allah menciptakan sesuatu berpasang pasangan ada
malam ada siang ,ada langit dan ada bumi juga yang pasti ada pria dan ada
wanita, ini adalah suatu sunatullah untuk berlangsungnya sebuah kehidupan.
Wanita di masa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan
bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh
belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib
besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan. Sebagian mereka tega
menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan
rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli
waris. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan
apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan,
merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari
orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia
memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam
tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan
itu.” (An Nahl: 58-59)
Dienul Islam sebagai rahmatal lil’alamin,
menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan
mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan
ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala adalah takwa,
sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33). Lebih
dari itu Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya yang
lain (artinya):
“Barangsiapa
yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.”
(An Nahl: 97)
Dalam keagungan sejarah islam dari mulai Adam sampai sekarang ada diantara
wanita wanita yang mempunyai kedudukan mulia diantara nya adalah sayidinah
maryam binti imron,Alangkah baiknya jika kita tahu kisahnya.
Kisah ini berawal keuarga sebuah keuarga Ali Imran. Ali Imran adalah nama
seorang lelaki yang keluarganya terpilih oleh Allah sebagai keluarga yang
diberkati (yaitu keluarga Ali Imran). Nama Ali Imran diabadikan di dalam
Al-Quran sebagai salah satu nama surat.
Sesungguhnya Allah telah memilih
Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa
mereka masing-masing), (3:33)
Ternyata maksud Allah memilih keluarga Ali Imran adalah karena dari pasangan
suami istri ini lahir salah seorang wanita yang mulia dalam sejarah yaitu
Maryam (atau Maria dalam Alkitab).
Ketika Maryam masih di dalam kandungan, istri Imran bernazar akan
“menyerahkan” anaknya itu kepada Allah sebagai Pemelihara agar kelak menjadi
hamba yang soleh yang selalu berkhidmat di Baitul Maqdis (Yerussalem). Hal ini
tertulis di dalam ayat ke-35 yang terjemahannya berbunyi:
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran
berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena
itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (3:35)
Ketika tahu anak yang dilahirkan itu adalah perempuan, istri Imran menamai
anaknya Maryam, dan istri Imran meminta kepada Allah agar anaknya itu
dipelihara oleh Allah dan melindunginya dari syetan.
Maka tatkala isteri ‘Imran
melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya
seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu;
dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah
menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
(3:36)
Allah menerima nazar istri Imran lalu mememrintahkan Zakaria sebagai
pengasuh dan pemelihara Maryam. Menurut para ahli tafsir Nabi Zakaria itu
adalah paman Maryam. Berarti benar ya keluarga besar Imran adalah keluarga yang
diberkati karena keturunannya menjadi orang-orang sholeh (Imran, Maryam, Isa
putera Maryam, Nabi Zakaria paman Maryam, dan Yahya putera Zakaria).
Maka Tuhannya menerimanya
(sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan
yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. (3:37)
Maryam tumbuh menjadi wanita yang kerjanya setiap hari hanya beribadah
dengan berkhidmat kepada Allah di Rumah-Nya di Baitul Maqdis. Zakaria adalah
“kuncen” Rumah Allah tersebut. Di sinilah Allah menurunkan Rahmat-Nya kepada
Maryam. Setiap kali Zakaria menemui Maryam di mihrab, dia mendapati berbagai
makanan yang lezat berada di samping Maryam. Dari manakah datangnya makanan
itu? Setahu dia Maryam tidak pernah membawa makanan ke Rumah-Nya, Zakarilah
yang selalu mengantarkan makanan kepada Maryam. Maryam menjawab bahwa makanan
itu berasal langsung dari Allah, mungkin diturunkan dari langit atau melalui
perantara malaikat-Nya.
Lanjutan ayat 37 di atas:
Setiap Zakariya masuk untuk
menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai
Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu
dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab. (3:37)
Di dalam Surat Ali Imran juga dikisahkan bahwa Nabi Zakaria sudah tua tetapi
belum juga dikarunia anak. Mungkin terinspirasi dari keponakannya, Maryam, yang
menjadi ahli ibadah, Zakaria juga bermohon agar dirinya diberi keturunan.
Di sanalah Zakariya mendo’a
kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a”. (3:38)
Ketika Zakaria sedang shalat di mihrab, berserulah malaikat Jibril
kepadanya:
Kemudian Malaikat (Jibril)
memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab
(katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang
puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi
ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan
orang-orang saleh”. (3:39)
Zakaria yang kaget mendapat wahyu dari malaikat Jibril merasa heran,
bagaimana mungkin dia akan memperoleh anak seangkan sitrinya seorang yang
mandul. Allah menjawab (melalui malaikat Jibril) hal itu mudah saja bagi-Nya,
apapun yang Dia kehendaki maka akan terjadi (
kun fayakun).
Zakariya berkata: “Ya Tuhanku,
bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun
seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang
dikehendaki-Nya”. (3:40)
Zakaria masih tetap belum yakin dia akan mempunyai anak, oleh karena itu dia
meminta suatu tanda bahwa istrinya bakal mengandung. Allah mengatakan bahwa
tanda-tanda istrinya mengandung adalah Zakaria tidak akan bisa berbicara selama
tiga hari, kecuali pakai bahasa isyarat.
Berkata Zakariya: “Berilah aku
suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)”. Allah berfirman: “Tandanya
bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali
dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta
bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. (3:41)
Kelak anak yang lahir dari kandungan itu diberi nama Yahya dan menjadi Nabi
yang ke-23 setelah Zakaria. Dari sini kita juga tahu bahwa Nabi Yahya semasa
hidupnya dengan Maryam.
Kembali ke kisah Maryam tadi. Allah telah memilih Maryam sebagai wanita
solehah yang dilebihkan dari wanita lain di dunia.
Dan (ingatlah) ketika Malaikat
(Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu,
mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa
dengan kamu). (3:42)
Sebagai bentuk ketaatan, Allah memerintahkan Maryam agar selalu menyembah
Allah, selalu sujud dan rukuk kepada Allah bersama orang-orang lainnya lainnya
yang menyembah Allah.
Hai Maryam, ta’atlah kepada
Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. (3:43)
Sampai suatu hari Allah akan memberikan suatu keajaiban yang tidak
disangka-sangka bagi Maryam. Allah mengabarkan bahwa Maryam akan mengandung
seorang anak lelaki yang namanya sudah ditentukan oleh Allah yaitu Isa Al Masih
(atau Al Masih isa putera Maryam).
(Ingatlah), ketika Malaikat
berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran
seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera
Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah), (3:45)
Ketika masih bayi Isa kelak memiliki mukjizat yaitu sudah bisa berbicara
dengan manusia:
dan dia berbicara dengan manusia
dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang
saleh.” (3:46)
Maryam tentu saja merasa kaget, bagaiman mungkin dia akan mengandung,
padahal dia belum menikah, dan dia belum pernah disentuh atau berhubungan
dengan lelaki manapun. Tentu saja, karena Maryam kerjanya setiap hari hanyalah
berkhidmat kepada Allah di Baitul Maqdis. Dia jarang keluar dari Rumah-Nya,
apalagi bergaul dengan lelaki. Allah menjawab seperti kasus Nabi Zakaria di
atas, bahwa hal itu mudah saja bagi-nya,
kun fayakun, maka apapunyang
Dia kehendaki pasti akan terjadi. Dialah Sllah SWT yang Maha Pencipta.
Maryam berkata: “Ya Tuhanku,
betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh
seorang laki-lakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
“Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
“Jadilah”, lalu jadilah dia. (3:47)
Allah memilih Isa sebagai Rasul-Nya,
memberinya kitab Injil dan mengajarkannya kitab-kitab yang terdahulu yaitu
Taurat dan zabur.
Dan Allah akan mengajarkan
kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. (3:48)
Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israil. Kepada Bani Israil Nabi Isa
menjelaskan tanda-tanda kenabiannya yaitu mukjizat menghidupkan burung dari
tanah liat, menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan berpenyakit
kusta.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani
Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu
dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk
kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi
seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak
dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati
dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang
kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (3:49)
Nabi Isa berkata kepada kaumnya bahwa dia membenarkan kitab-itab terdahulu
yang telah diturunkan kepada Nabi Musa (Taurat) dan Nabi Daud (Zabur), lalu
menghalalkan apa yang dahulu diharamkan.
Dan (aku datang kepadamu)
membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu
sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa
suatu tanda (mu’jizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah
dan ta’atlah kepadaku. (3:50)
Lalu Nabi Isa meminta kaumnya agar menyembah Allah SWT sebagai jalan yang
benar.
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (3:51)
Demikianlah sekelumit tentang kisah maryam semoga
dengan kisah tersebut bisa menjadi
sebuah pelajaran penting bagi setiap wanita dan keluarga,agar bisa menciptakan
keluarga yang senantiasa dilindungi dan diridhoi Allah SWT dan selamat dunia
akhirat..