Duhai Ibuku Sayang

3 Comments »


11 tahun sudah aku meninggalkan sebuah desa gersang yang panas dan berdebu karena ulah penduduknya.Mencoba melangkah demi masa depan yang waktu itu hanya sekedar prasangka.melatih rasa tawakal kepada allah bahwa dialah satu satunya penguasa jagad yang punya kehendak dan member segalanya.Ketika aku rebah mataku terpejam tetapi kuterbangkan hatiku jauh menembus batas ruang dan waktu melihat sisi masa lalu dimasa aku kecil.Bermain bersama temanku disebuah desa yang masih asri melantukan lagu kebersamaan dalam permainan.Dalam kebersamaan yang senantiasa melahirkan rasa saling cinta mengikat kekeluargaan dalam kedamaian.

Semakin lama dan jauh hatiku melangkah tiba tiba tertuju pada seorang wanita yang kelihatan udah mulai menua,keningnya mulai keriput dan warna rambut udah mulai memutih diwajahnya kelihatan bersih walau tersisispi  jiwa yang letih.dia adalah seorang yang telah berjalan ribuan kilometer,tak peduli jalan yang penuh duri dan berselimut terik matahari,dengan banyak luka dan nanah telah dia amai hanya untuk satu tujuan anak tercintanya.tak jarang cercaan dan cobaan menghiasi dan dia jadikan waktu yang mustajabah untuk merajut doa pada Illahi Robbi.

Kasih dan sayanyangnya tak terbalas dengan seuatu yang termahal didunia,dia telah menaruhkan nyawa untuk sekedar menghadirkan aku didunia,dia selalu setia mememani kita sepanjang siang dan malamnya dengan ketulusan dan kesabaran disaat kita masih lemah dan tak punya daya.Duhai ibu kaulah pahlawanku yang selalu aku rindukan.semoga allah selulu memberimu kebahagiaan dan kasih sayang untukmu,sebagaimana engkau menyayangiku waktu kecil.terima kasih atas doa dan perjuanganmu untuku,akan aku tanam dalam apa yang telah kau ajarkan kepadaku ,akan kujunjung tinggi namamu sebagai cinta kasihku.

Tak terasa tetesan air bening memebus mata meleleh mebasahi pipi ini aku terperanjat dan menahan kerinduan untukmu ibu.Ya Allah berilah aku waktu dan kekuatan untuk bisa berbuat baik buat ibu bapaku tercinta.dan sampaikanlah aku untuk bisa mencium kedua tangan dan keningnya memeluknya dan menjadi yang terbaik buat keduanya amin.

Wanita Sholehah

0 Comments »
Adapun ciri-ciri wanita shaleh itu adalah sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt. melalui Firman-Nya dalam Surat at-Tahrim ayat 5 :

عَسَى رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجاً خَيْراً مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَاراً

Artinya : Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan Memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan.

Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami bahwa, ciri-ciri wanita shalehah itu adalah :
  1. Muslimah, artinya wanita yang shalehah itu adalah seorang muslimah, sebaik apapun seorang wanita, jika dia belum mengucapkan Syahadatain, maka tidak dapat dikatakan shalehah.
  2. Mu'minah, maksudnya wanita shalehah itu adalah wanita yang memiliki iman, akidah, pemikiran, keyakinan yang lurus.
  3. Qanitat, yaitu wanita yang taat kepada Allah dan Rasul serta kepada suami. Mengenai wanita yang ta'at dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. bersabda, yang maksudnya "Wanita yang mengerjakan shalat wajib lima waktu, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya (aurat, akhlak, kemaluan dan pergaulannya), taat pada suaminya, maka akan masuk surga"
  4. Taibat, yaitu wanita yang senantiasa bertaubat, membersihkan jiwanya, menjadikan taubat sebagai akhlak dan pakaiannya.
  5. 'Abidat, maksudnya wanita-wanita yang terbiasa melakukan puasa sunah, karena puasa adalah sarana untuk membersihkan jiwa dan pikiran, mendekatkan diri dan meminta pertolongan kepada Allah. Dalam beberapa ayat Allah Swt. mengajarkan "Wasta'inu bis shabri washalah (mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat)". Kebanyakan ulama mengatakan bahwa sabar di sini maksudnya adalah puasa.
Setelah memenuhi persyaratan diatas insyaallah wanita solehah akan menjadi tumpuan suami untuk bisa menjadi seorang istri sholehah.yang akan melahirkan keluarga yang islami yang mawadah warrahmah,

خير النِّسَاء امْرَأَة نظرت إِلَيْهَا سرتك وَإِذا أَمَرتهَا أَطَاعَتك وَإِذا غبت عَنْهَا حفظتك فِي نَفسهَا وَمَالك

Artinya : "Sebaik-baik wanita (istri) adalah yang ketika engkau memandangnya akan membuatmu bahagia. dan jika diperintah, dia akan mentaatimu. dan jika engkau tidak bersamanya, dia akan menjagamu dalam dirinya dan menjaga apa-apa yang engkau miliki." (HR Abu Daud, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)


 
 3 Ciri-ciri Istri Sholehah/Idaman


1. Ketika dipandang, dia akan membuatmu bahagia, nyaman dan menentramkan jiwa.


2. Ketika engkau memerintahkannya akan sesuatu yang mubah/boleh, dia mentaatimu.


3. Ketika engkau pergi dan dia tidak bersamamu, dia akan menjaga dirinya untukmu dan juga menjaga apa-apa yang engkau miliki; harta, anak dan lain-lain.


Belajar dari kisah Qorun

0 Comments »


Qorun berasal dari keturunan dari Bani Israil. Ia dilahirkan di Mesir dan hidup pada zaman Nabi Musa as. Pada awalnya Qorun adalah pengikut Nabi Musa yang taat beribadah.hal ini diperkuat dengan keterangan dari Ibnu Abbas dia berkata tentang firman Allah, ”Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa,” dia adalah sepupunya.” Ibnu Juraij berkata, “Mayoritas ulama berpendapat bahwa dia adalah sepupu Musa,” wallahu a’lam.Qorun memiliki Istri bernama Ilza,istrinya  tidak merasa puas dengan kehidupannya. Dia sering mengeluh dan merengek agar Qorun mau lebih berusaha meningkatkan taraf hidup mereka. “Suamiku, sepertinya aku mulai bosan hidup miskin. Kenapa kita harus hidup menderita seperti ini padahal kau taat beribadah?” rengek Ilza pada Qorun. “Istriku, kenapa kau membandingkan kesenangan duniawi dengan kesenangan bathin? Ibadah adalah untuk membuat hati kita tenang, bukan untuk mencari kekayaan,” jawab Qorun. “Tapi aku juga ingin sekali-kali makan enak dan punya baju bagus seperti orang lain,” rengek Ilza. Qorun tertegun mendengar rengekan istrinya. “Maafkan aku istriku, aku tidak tahu kalau kau begitu menderita,” kata Qorun.

Suatu hari datanglah dua orang pria ke rumah Qorun. Mereka mengaku utusan raja Gholan yang membawa hadiah berupa uang emas yang banyak. “Maaf, kenapa saya harus menerima hadiah dari raja Gholan? Saya tidak mengenalnya, dan tidak merasa pernah berbuat kebaikan padanya. Jadi maaf, saya tidak bisa menerima pemberiannya,” kata Qorun. “Oh, tentu saja anda sangat berjasa. Bukankah anda adalah ulama besar yang mengajarkan kebaikan disini? Lagipula raja kami juga memberikan hadiah yang sama untuk ulama lainnya kok!” bujuk kedua utusan itu. “Ah tetap saja saya tidak bisa menerima hadiah ini. Pasti ada maksud lain dari pemberian ini,” pikir Qorun. “Maaf saya tidak bisa menerima pemberian rajamu. Sampaikan saja rasa terima kasihku!” kata Qorun pasti.

Berkali-kali kedua utusan itu datang, namun selalu ditolak oleh Qorun. Akhirnya mereka memutuskan unk datang saat Qorun tidak sedang berada di rumah dan menemui Ilza istri Qorun. “Ayolah nyonya, diterima saja hadiah ini. Nyonya bisa beli apapun yang nyonya mau,” bujuk mereka. “Benar juga,” pikir Ilza, “aku kan sudah lama ingin punya uang banyak.” Tapi dia lalu teringat suaminya yang tidak mau menerima hadiah itu. “Ah tapi saya juga takut nanti suamiku akan marah jika tahu aku menerima hadiah yang ditolaknya,” kata Ilza muram. “Nyonya jangan bilang dulu! Berikan saja suami nyonya masakan yang lezat. Dan nyonya juga harus berhias supaya suami nyonya terpesona. Maka suami nyonya dijamin tidak akan marah!” bujuknya. “Hmmmm, ada baiknya juga dicoba,” pikir Ilza. Maka dia menerima hadiah dari raja Gholan tersebut.
Sorenya saat Qorun baru pulang dari tempat ibadah, dia melihat istrinya telah memakai pakaian bagus dan kelihatan tampak cantik. Bukan itu saja, di meja makan telah terhidang makanan dan minuman yang sangat lezat. “Darimana kau dapat semua ini?” tanya Qorun heran. “Makanlah dulu, nanti akan kuceritakan,” kata Ilza berahasia. Kemudian setelah Qorun selesai makan dan minum, Ilza menceritakan apa yang terjadi. “Apa? Bukannya aku sudah menolak hadiah tak jelas itu? Kenapa kamu malah menerimanya?” tanya Qorun kaget. “Suamiku, bukankah kau juga senang bisa makan enak dan melihat istrimu berdandan?” rayu Ilza. “Tidak ada salahnya kan punya uang banyak? Toh kita masih bisa tetap beribadah,” lanjut Ilza. Qorun termenung. “Baiklah!” katanya. “Tapi jika nanti dia menuntut macam-macam, kita harus mengembalikan uangnya,” kata Qorun.

Karena terbiasa hidup enak, ibadah Qorun makin lama makin berkurang. Apalagi Ilza selalu melarangnya jika dia berniat untuk mengunjungi nabi Musa. “Bersama Nabi Musa hidup kita miskin. Lebih baik jauhi saja dia!” begitu terus kata Ilza. Lama kelamaan Qorun tidak pernah lagi beribadah. Kini dia mulai sibuk berniaga. Makin hari hartanya semakin banyak. Hingga akhirnya Qorun menjadi orang yang sangat kaya raya. Namun sayang, kini dia menjadi sombong dan pelit. Dia selalu ingin terlihat berkuasa dan gila pujian. Kekayaannya selalu dihitung sampai sedetil-detilnya, hingga kehilangan satu dinar pun dia pasti akan mengetahuinya.

Suatu hari ada salah seorang sahabat lama Qorun yang mengingatkan dia untuk membayar zakat atas hartanya yang berlimpah. Terpaksa Qorun mendatangi nabi Musa untuk menanyakan berapa banyak zakat yang harus dibayarnya. “Setiap seribu dinar zakatnya satu dinar. Seribu kambing zakatnya satu kambing. Seribu gram emas zakatnya satu gram emas. Begitu seterusnya,” jelas nabi Musa. Qorun mulai menghitung zakatnya, ternyata jumlahnya lumayan besar. Rasa kikirnya muncul. Pikirnya dia sudah susah payah mencari kekayaan kenapa harus dibuang percuma. Maka dia mulai berprasangka buruk tehadap nabi Musa. Menurutnya peraturan zakat itu hanyalah tipu muslihat nabi Musa untuk kesejahteraan nabi Musa sendiri.
Qorun memang keterlaluan. Bukan saja dia tidak mau mebayar zakat hartanya, dia juga menghasut saudagar-saudagar lainnya supaya tidak membayar zakat. Bahkan dia merencanakan untuk mencelakakan nabi Musa. Dia membayar seorang wanita penghibur untuk mengaku pernah berbuat tidak baik dengan nabi Musa. Suatu siang, saat nabi Musa sedang berdakwah, Qorun sengaja bertanya apa hukumannya jika pria dan wanita yang bukan suami istri tapi melakukan zina. “Hukumannya adalah dirajam!” jawab nabi Musa tegas. “Apakah itu juga berlaku bagimu wahai nabi?” tanya Qorun lantang. “Tentu! Hukumannya juga dirajam,” jawab nabi Musa. “Kalau begitu kami harus merajammu wahai nabi! Bukankah kau telah berzina dengan seorang wanita sedangkan dia bukan istrimu?” kata Qorun dengan suara keras. “Naudzubillahi Min Dzalik, aku tidak pernah berbuat sehina itu. Celakalah orang yang menuduh tanpa bukti!” kata nabi Musa. “Tentu saja aku punya bukti,” jawab Qorun dengan tenang. Lalu dipanggilah si wanita penghibur. Tapi si wanita penghibur tadi
setelah berhadapan dengan nabi Musa menjadi ciut nyalinya. Sehingga dia malah membeberkan kejadian yang sebenarnya.

Mendengar hal itu nabi Musa menjadi marah. Dia berdoa kepada Alloh Swt untuk memberikan petunjuk. Lalu Alloh berfirman bahwa Alloh telah memerintahkan bumi untuk taat kepada nabi Musa. Nabi Musa lalu berkata: “Wahai Bani Israil sesungguhnya Alloh telah memerintahkan kalian untuk taat kepadaku. Barang siapa yang ingin bersama Qorun tetaplah bersamanya. Siapa yang ingin bersamaku, menjauhlah dari Qorun!” Semua orang menjauhi Qorun, hingga tinggal tersisa dua orang. Lalu nabi Musa berkata pada bumi, “Wahai bumi telanlah Qorun dan pengikutnya!” Tiba-tiba bumi dimana Qorun dan pengikutnya berpijak bergetar kemudian membelah dan mulai menelan mereka. Sia-sia saja Qorun berteriak minta ampun, dosanya sudah tidak terampuni. Maka dia dan pengikutnya hilang ditelan bumi.

Tetapi setelah peristiwa itu, orang-orang mulai berprasangka bahwa nabi Musa sengaja menghukum Qorun supaya bisa menguasai hartanya. Maka sekali lagi nabi Musa meminta bumi untuk menenggelamkan harta Qorun supaya terhindar dari fitnah. Alloh mengabulkan doa nabi Musa dengan menciptakan gempa bumi yang dahsyat, sehingga semua harta Qorun terkubur di dalam bumi. Itulah asal mulanya kenapa kita menyebut harta yang terpendam dengan istilah harta karun.

Kisah Sayyidinah Maryam

0 Comments »


Allah menciptakan sesuatu berpasang pasangan ada malam ada siang ,ada langit dan ada bumi juga yang pasti ada pria dan ada wanita, ini adalah suatu sunatullah untuk berlangsungnya sebuah kehidupan. Wanita di masa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan. Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An Nahl: 58-59)

Dienul Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33). Lebih dari itu Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya):

“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

Dalam keagungan sejarah islam dari mulai Adam sampai sekarang ada diantara wanita wanita yang mempunyai kedudukan mulia diantara nya adalah sayidinah maryam binti imron,Alangkah baiknya jika kita tahu kisahnya.

Kisah ini berawal keuarga sebuah keuarga Ali Imran. Ali Imran adalah nama seorang lelaki yang keluarganya terpilih oleh Allah sebagai keluarga yang diberkati (yaitu keluarga Ali Imran). Nama Ali Imran diabadikan di dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surat.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (3:33)

Ternyata maksud Allah memilih keluarga Ali Imran adalah karena dari pasangan suami istri ini lahir salah seorang wanita yang mulia dalam sejarah yaitu Maryam (atau Maria dalam Alkitab).
Ketika Maryam masih di dalam kandungan, istri Imran bernazar akan “menyerahkan” anaknya itu kepada Allah sebagai Pemelihara agar kelak menjadi hamba yang soleh yang selalu berkhidmat di Baitul Maqdis (Yerussalem). Hal ini tertulis di dalam ayat ke-35 yang terjemahannya berbunyi:

(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (3:35)

Ketika tahu anak yang dilahirkan itu adalah perempuan, istri Imran menamai anaknya Maryam, dan istri Imran meminta kepada Allah agar anaknya itu dipelihara oleh Allah dan melindunginya dari syetan.

Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” (3:36)

Allah menerima nazar istri Imran lalu mememrintahkan Zakaria sebagai pengasuh dan pemelihara Maryam. Menurut para ahli tafsir Nabi Zakaria itu adalah paman Maryam. Berarti benar ya keluarga besar Imran adalah keluarga yang diberkati karena keturunannya menjadi orang-orang sholeh (Imran, Maryam, Isa putera Maryam, Nabi Zakaria paman Maryam, dan Yahya putera Zakaria).

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. (3:37)

Maryam tumbuh menjadi wanita yang kerjanya setiap hari hanya beribadah dengan berkhidmat kepada Allah di Rumah-Nya di Baitul Maqdis. Zakaria adalah “kuncen” Rumah Allah tersebut. Di sinilah Allah menurunkan Rahmat-Nya kepada Maryam. Setiap kali Zakaria menemui Maryam di mihrab, dia mendapati berbagai makanan yang lezat berada di samping Maryam. Dari manakah datangnya makanan itu? Setahu dia Maryam tidak pernah membawa makanan ke Rumah-Nya, Zakarilah yang selalu mengantarkan makanan kepada Maryam. Maryam menjawab bahwa makanan itu berasal langsung dari Allah, mungkin diturunkan dari langit atau melalui perantara malaikat-Nya.
Lanjutan ayat 37 di atas:

Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (3:37)

Di dalam Surat Ali Imran juga dikisahkan bahwa Nabi Zakaria sudah tua tetapi belum juga dikarunia anak. Mungkin terinspirasi dari keponakannya, Maryam, yang menjadi ahli ibadah, Zakaria juga bermohon agar dirinya diberi keturunan.

Di sanalah Zakariya mendo’a kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a”. (3:38)
Ketika Zakaria sedang shalat di mihrab, berserulah malaikat Jibril kepadanya:
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”. (3:39)

Zakaria yang kaget mendapat wahyu dari malaikat Jibril merasa heran, bagaimana mungkin dia akan memperoleh anak seangkan sitrinya seorang yang mandul. Allah menjawab (melalui malaikat Jibril) hal itu mudah saja bagi-Nya, apapun yang Dia kehendaki maka akan terjadi (kun fayakun).

Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?”. Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”. (3:40)

Zakaria masih tetap belum yakin dia akan mempunyai anak, oleh karena itu dia meminta suatu tanda bahwa istrinya bakal mengandung. Allah mengatakan bahwa tanda-tanda istrinya mengandung adalah Zakaria tidak akan bisa berbicara selama tiga hari, kecuali pakai bahasa isyarat.

Berkata Zakariya: “Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)”. Allah berfirman: “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. (3:41)

Kelak anak yang lahir dari kandungan itu diberi nama Yahya dan menjadi Nabi yang ke-23 setelah Zakaria. Dari sini kita juga tahu bahwa Nabi Yahya semasa hidupnya dengan Maryam.
Kembali ke kisah Maryam tadi. Allah telah memilih Maryam sebagai wanita solehah yang dilebihkan dari wanita lain di dunia.

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (3:42)

Sebagai bentuk ketaatan, Allah memerintahkan Maryam agar selalu menyembah Allah, selalu sujud dan rukuk kepada Allah bersama orang-orang lainnya lainnya yang menyembah Allah.

Hai Maryam, ta’atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. (3:43)

Sampai suatu hari Allah akan memberikan suatu keajaiban yang tidak disangka-sangka bagi Maryam. Allah mengabarkan bahwa Maryam akan mengandung seorang anak lelaki yang namanya sudah ditentukan oleh Allah yaitu Isa Al Masih (atau Al Masih isa putera Maryam).

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (3:45)

Ketika masih bayi Isa kelak memiliki mukjizat yaitu sudah bisa berbicara dengan manusia:

dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.” (3:46)

Maryam tentu saja merasa kaget, bagaiman mungkin dia akan mengandung, padahal dia belum menikah, dan dia belum pernah disentuh atau berhubungan dengan lelaki manapun. Tentu saja, karena Maryam kerjanya setiap hari hanyalah berkhidmat kepada Allah di Baitul Maqdis. Dia jarang keluar dari Rumah-Nya, apalagi bergaul dengan lelaki. Allah menjawab seperti kasus Nabi Zakaria di atas, bahwa hal itu mudah saja bagi-nya, kun fayakun, maka apapunyang Dia kehendaki pasti akan terjadi. Dialah Sllah SWT yang Maha Pencipta.

Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia. (3:47)

 Allah memilih Isa sebagai Rasul-Nya, memberinya kitab Injil dan mengajarkannya kitab-kitab yang terdahulu yaitu Taurat dan zabur.

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. (3:48)

Allah mengutus Nabi Isa kepada Bani Israil. Kepada Bani Israil Nabi Isa menjelaskan tanda-tanda kenabiannya yaitu mukjizat menghidupkan burung dari tanah liat, menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan berpenyakit kusta.

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (3:49)

Nabi Isa berkata kepada kaumnya bahwa dia membenarkan kitab-itab terdahulu yang telah diturunkan kepada Nabi Musa (Taurat) dan Nabi Daud (Zabur), lalu menghalalkan apa yang dahulu diharamkan.

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu’jizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan ta’atlah kepadaku. (3:50)

Lalu Nabi Isa meminta kaumnya agar menyembah Allah SWT sebagai jalan yang benar.

Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (3:51)

Demikianlah sekelumit tentang kisah maryam semoga dengan kisah tersebut bisa  menjadi sebuah pelajaran penting bagi setiap wanita dan keluarga,agar bisa menciptakan keluarga yang senantiasa dilindungi dan diridhoi Allah SWT dan selamat dunia akhirat..